Tuesday, January 17, 2017

Sudah Terjadi 9 Kali Gempa Susulan, Ternyata Ini Penyebab Gempa Bumi di Sumut.


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan merilis penyebab gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara, khususnya dititik gempa yakni antara perbatasan Deliserdang dengan Tanah Karo. Menurut prediksi BMKG, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gempa.
"Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Sibolangit dengan intensitas sekitar III SIG-BMKG atau setara dengan VI MMI. Medan II SIG-BMKG (IV-V MMI), sedangkan Tuntungan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar intensitasnya II SIG-BMKG ( II-III MMI)," kata Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Senin (16/1/2017) malam.

Namun, lanjutnya, secara umum sumber gempa di daratan Sumatera dapat disebabkan oleh aktifitas sesar lokal maupun aktifitas zona subduksi. Perbedaan kedua sumber gempa tersebut, katanya, dapat dilihat dari kedalaman sumber gempa. 
"Gempa akibat aktifitas sesar lokal memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal. Sedangkan untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer," ungkap Syahnan.
Dari pengamatan yang diasampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG,Drs Mochammad Riyadi, lanjut Syahnan, gempa bumi yang terjadi di barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal dan mempunyai mekanisme sesar mendatar. 
Hal ini berarti gempa bumi terjadi akibat aktivitas sesar lokal.
Dengan kedalaman yang dangkal ini, sangat wajar jika guncangan akibat gempa dirasakan tidak terlalu luas.
"Patut disyukuri bahwa kekuatan gempabumi ini tidak terlalu besar, sehingga diharapkan tidak sampai menimbulkan kerusakan," katanya dalam rilis tersebut.

Dari hasil monitoring BMKG hingga saat ini, lanjut Syahnan, sudah terjadi 9 kali gempa bumi susulan dengan kekuatan lebih kecil dari gempa utamanya. Untuk itu, kata dia, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG. 
"Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya diimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," ungkap Syahnan.
Ia menjelaskan bahwa kekuatan gempa sebesar5,6 skala richter dengan episenter pada koordinat 3,33 LU dan 98,46 BT, tepatnya di darat pada jarak 28 km arah barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.
Dekat dengan Gunung Sinabung
Posko BNPB telah mengonfirmasi dampak gempa. Gempa dirasakan keras di Deli Serdang, Binjai dan Karo sekitar 5-8 detik. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah.
Gempa juga dirasakan dengan intensitas sedang di Kota Medan. Masyarakat Kota Medan juga berhamburan keluar rumah.
Pusat gempa cukup dekat Gunung Sinabung karena pusat gempa berjarak sekitar 33 kilometer timur laut dari Kabupaten Karo. Semoga tidak makin meningkatkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung. PVMBG mengintensifkan pengamatan Gunung Sinabung. Status G. Sinabung tetap Awas.
Berdasarkan analisis peta gempa dirasakan di sekitar Deli Serdang dan Binjai intensitas gempa sekitar IV hingga V MM. Artinya guncangan gempa yang dirasakan ringan hingga sedang. Diperkirakan gempa tidak berdampak pada kerusakan bangunan yang masif. Umumnya bangunan akan rusak berat jika menerima intensitas gempa dibatas VI MMI.
BPBD masih melakukan pendataan. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. Dilaporkan beberapa rumah mengalami kerusakan namun masih pendataan. Listrik mati di Kota Berastagi dan beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung seperti di Desa Sukandebi dan Sukatepu.
Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

sumber: tribunnews.com

No comments:

Post a Comment